
Selamat tahun baru kawan, itu yang aku ucapkan kepada teman-temanku sambil berjabat tangan saat CFN (Car Free Night) kemarin. Bunyi ledakan dari kembang api menggema dari segala penjuru. Percikan api petasan yang menghiasi tirai langit yang hitam. Membuat suasana langit menjadi indah karena percikan kembang api itu. Aku lihat semua orang menengok keatas sambil menikmati indahnya kembang api. Aku lihat ada seorang ayah menggendong anaknya sambil menunjukan telunjuknya ke arah kembang api yang ada di langit. Seolah-olah mereka lupa akan kemacetan di Car Free Night dan menikmati moment-moment itu. Setelah kembang api habis, orang-orang mulai bubar untuk meninggal CFN. Dalam hati aku berkata, “apa pergantian tahun begini rasanya?” Aku mencoba merasakan di tengah keramaian orang yang hendak meninggal CFN. Saat itu aku belum dapat merasakan. Seakan malam pergantian tahun itu sama seperti saat malam pergantian dari hari satu dengan hari lain, seperti biasa. Aku merasa malam itu enggak istimewa atau hanya perasaanku yang belum dapat merasakan apa itu malam pergantian tahun? Entalah!
Setiap tahun baru aku punya kebiasaan mengingat kembali apa yang terjadi pada tahun sebelumnya. Mencoba mengingat, menggabarkan kembali dalam imajinasiku, mengulang kejadian itu dalam benakku, dan menertawain jika ada yang lucu. Tahun 2011, banyak yang berubah dalam diriku. Mulai dari perpindahan dari siswa menjadi mahasiswa di sebuah universitas negeri di Surakarta, pola pikir yang berubah semakin dewasa, keadaan sekitarku yang berubah, bahkan tujuan hidup. Ditahun 2011 ini juga, banyak cerita-cerita yang aku lalui. Aku teringat ketika didalam ruang tes ujian nasional, sungkeman setelah pengumuman kelulusan UN, saat bolos les buat ke KFC bersama teman-teman, saat ikut demo menolak kepindahan kepala sekolahku, saat pelepasan siswa kelas tiga, saat aku telat masuk kelas dimarahi guru, saat aku colut di kantin karena males dengan gurunya, saat ikut ujian saringan masuk STAN, saat ngekos di jogja, saat jalan-jalan ke Bandung, saat ospek kuliah yang merepotkan, hingga kehilangan seseorang yang aku cintai. Semua itu begitu saja melitas dibenakku dan hanya bisa dibayangkan saja.
Selain itu, aku juga punya kebiasan lain untuk membuat harapan-harapan buat tahun selanjutnya. Aku selalu berharap jika di tahun depan aku akan menjadi manusia yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Aku menulis harapan-harapan itu pada secarik kertas. Aku terinspirasi dari training motivasi saat SMA dulu. Tulis semua impian atau target-target yang akan kamu capai di tahun selanjutnya. Tentunya impian yang realistis loh, bukan impian bisa aneh-aneh. Ketika salah satu impian tersebut telah tercapai, coretlah dengan senang hati tulisan pada kertas tersebut dengan spidol merah. Kalian akan tertawa senyum jika telah menyadari bahwa semua yang kamu tulis itu telah kamu coret. Ternyata tulisan yang ada di secarik kertas itu menjadi kenyataan. Aku berharap di tahun 2012 ini aku dapat bertambah soleh dan meningkat imannya, diberi kesehatan, kebahagian, kelancaran kuliah, rezeki yang lebih, keluargaku bahagia dan utuh, bisa membahagiakan orang tua lagi, dan berpikiran lebih dewasa.
Untuk tahun ini aku akan menulis kembali tujuan-tujuan yang hendak aku capai. Beberapa impian atau target tersebut. Pertama, aku ingin mendapatkan IP dnegan predikat A di semester dua dan tiga tahun ini. Kedua, aku ingin bisa membuat karya tulis ilmiahku sendiri dan menjuari sebuah lomba karya tulis ilmiah. Ketiga, aku ingin tulisan esaiku masuk koran. Keempat, aku ingin bisa ngomong didepan orang banyak seperti MC atau Public Speaker. Kelima, aku ingin bisa bergabung di MCC (mood court community) di kampusku. Keenam, aku ingin jalan-jalan keluar pulau jawa lagi. Ketujuh, aku ingin memiliki lebih banyak teman lagi. Kedelapan, aku ingin bisa memiliki kemampuan seperti public relation di perusahaan-perusahaan gitu. Kesembilan, aku ingin membuat cerita cinta baru di tahun 2012 ini. Kesepuluh, aku ingin bisa lebih berguna buat orang-orang di sekitarku.
Mungkin itu beberapa impian atau target yang ingin aku capai. Setidaknya jika kita menulis hal-hal tersebut, maka kita punya arah dalam hidup ini. Janganlah menjadi angin yang kesana-kemari tanpa arah tujuan. Tetapi jadilah angin yang memiliki arah, seperti angin yang mendorong awan dari tengah laut ke daratan agar bisa menjadi hujan di daratan. Yang hujan itu akan memberi kehidupan di daratan. Menurutku tahun baru bukanlah sebuah perayaan yang diwarnai kembang api tepat pukul 00.00, melainkan tahun baru adalah membuka buku baru dan menutup buka yang lama. Selamat Tahun Baru 2012 teman-teman.
Setiap tahun baru aku punya kebiasaan mengingat kembali apa yang terjadi pada tahun sebelumnya. Mencoba mengingat, menggabarkan kembali dalam imajinasiku, mengulang kejadian itu dalam benakku, dan menertawain jika ada yang lucu. Tahun 2011, banyak yang berubah dalam diriku. Mulai dari perpindahan dari siswa menjadi mahasiswa di sebuah universitas negeri di Surakarta, pola pikir yang berubah semakin dewasa, keadaan sekitarku yang berubah, bahkan tujuan hidup. Ditahun 2011 ini juga, banyak cerita-cerita yang aku lalui. Aku teringat ketika didalam ruang tes ujian nasional, sungkeman setelah pengumuman kelulusan UN, saat bolos les buat ke KFC bersama teman-teman, saat ikut demo menolak kepindahan kepala sekolahku, saat pelepasan siswa kelas tiga, saat aku telat masuk kelas dimarahi guru, saat aku colut di kantin karena males dengan gurunya, saat ikut ujian saringan masuk STAN, saat ngekos di jogja, saat jalan-jalan ke Bandung, saat ospek kuliah yang merepotkan, hingga kehilangan seseorang yang aku cintai. Semua itu begitu saja melitas dibenakku dan hanya bisa dibayangkan saja.
Selain itu, aku juga punya kebiasan lain untuk membuat harapan-harapan buat tahun selanjutnya. Aku selalu berharap jika di tahun depan aku akan menjadi manusia yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Aku menulis harapan-harapan itu pada secarik kertas. Aku terinspirasi dari training motivasi saat SMA dulu. Tulis semua impian atau target-target yang akan kamu capai di tahun selanjutnya. Tentunya impian yang realistis loh, bukan impian bisa aneh-aneh. Ketika salah satu impian tersebut telah tercapai, coretlah dengan senang hati tulisan pada kertas tersebut dengan spidol merah. Kalian akan tertawa senyum jika telah menyadari bahwa semua yang kamu tulis itu telah kamu coret. Ternyata tulisan yang ada di secarik kertas itu menjadi kenyataan. Aku berharap di tahun 2012 ini aku dapat bertambah soleh dan meningkat imannya, diberi kesehatan, kebahagian, kelancaran kuliah, rezeki yang lebih, keluargaku bahagia dan utuh, bisa membahagiakan orang tua lagi, dan berpikiran lebih dewasa.
Untuk tahun ini aku akan menulis kembali tujuan-tujuan yang hendak aku capai. Beberapa impian atau target tersebut. Pertama, aku ingin mendapatkan IP dnegan predikat A di semester dua dan tiga tahun ini. Kedua, aku ingin bisa membuat karya tulis ilmiahku sendiri dan menjuari sebuah lomba karya tulis ilmiah. Ketiga, aku ingin tulisan esaiku masuk koran. Keempat, aku ingin bisa ngomong didepan orang banyak seperti MC atau Public Speaker. Kelima, aku ingin bisa bergabung di MCC (mood court community) di kampusku. Keenam, aku ingin jalan-jalan keluar pulau jawa lagi. Ketujuh, aku ingin memiliki lebih banyak teman lagi. Kedelapan, aku ingin bisa memiliki kemampuan seperti public relation di perusahaan-perusahaan gitu. Kesembilan, aku ingin membuat cerita cinta baru di tahun 2012 ini. Kesepuluh, aku ingin bisa lebih berguna buat orang-orang di sekitarku.
Mungkin itu beberapa impian atau target yang ingin aku capai. Setidaknya jika kita menulis hal-hal tersebut, maka kita punya arah dalam hidup ini. Janganlah menjadi angin yang kesana-kemari tanpa arah tujuan. Tetapi jadilah angin yang memiliki arah, seperti angin yang mendorong awan dari tengah laut ke daratan agar bisa menjadi hujan di daratan. Yang hujan itu akan memberi kehidupan di daratan. Menurutku tahun baru bukanlah sebuah perayaan yang diwarnai kembang api tepat pukul 00.00, melainkan tahun baru adalah membuka buku baru dan menutup buka yang lama. Selamat Tahun Baru 2012 teman-teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar