Minggu, 18 Desember 2011

Stay Positive Aja


Pasca pengumuman kelulusan SMP, rambutku mulai gondrong. Emang sengaja aku bikin gondrong sebagai pelampiasan waktu masih sekolah di SMP. Waktu SMP susah banget buat manjangin rambut. Apalagi guru BP-nya mengerikan, tak segan-segan buka salon dadakan buat anak-anak yang bandel rambutnya panjang. Guru BP tersebut punya kursi khusus buat mencukur rambut siswa yang gondrong. Warnanya merah dan bisa berputar, kayak di salon-salonlah. Bedanya kalau di salon kita bisa milih model rambut yang kita sukai. Kalau disini juga bisa milih sih tapi berhubung kemampuan guru BP hanya bisa potong cepak alias model ala tukul arwana. Walaupun kalian minta model beckham atau sasak, hasilnya tetap cepak ala tukul. Potong rambut disini gratis atau tanpa biaya sepeser pun. Syaratnya cukup satu, pasrah aja kalau uda di cukur. Jadi, kalau kalian ingin potong rambut gratis ala tukul arwana disinilah tempatnya. Aku sih ogah, mending ke pangkas rambut aja.

Setalah lulus dari salah satu SMA di solo, aku merasa kecil lagi. Mungkin waktu di SMP dulu kita tertua, besar, paling dihormati oleh adik-adik kelas, dan sok mudah untuk menindas adik-adik kelas. Setelah selesai daftar ulang dan bayar administrasi, kami akan di MOS (Masa Orientasi Siswa) oleh kakak kelas. Kegiatan malesin nih, dalam hati. Kebetulan hari itu Sabtu, kami siswa baru di bagi menjadi beberapa kelas. Setelah memasuki ruangan kelas, satu hal yang suka aku lakukan ketika liat orang yang baru aku kenal adalah menilai orang dari penampilan luarnya. Ketika melihat temenku bernama Aga. Awalnya aku kira dia anak berandalan, padahal orangnya asyik dan suka bercanda. Wajahnya di pasang serem, mungkin bawaan dari lahir. Badanya besar, kulitnya agak gelap. Satu hal yang aku ingat dari awal bertemu dia adalah kalung emas di lehernya. Gila kayak juragan sayur di pasar yang suka pakai kalung emas. Uda kancing baju di buka tiga kancing dari atas, ditambah pakai jaket jeans ala preman-preman.

Ada lagi satu temenku, namanya Yoga. Dia orang pertama yang menyapaku dan mengajak duduk bareng dengan dia. Waktu menyapa serem juga, tanpa basa-basi dan tanya nama dulu langsung to the point aja. “eh.. ntar duduk bareng!”, katanya sambil memasang muka serius kayak mau gebukin orang. Matanya merah, kayak enggak pernah tidur atau kayak orang habis mabuk-mabukan. Jangan-jangan dia suka mabuk-mabukan, ngeri juga nih orang! dalam hati. Katanya Yoga emang matanya merah dari dulu bukan karena semalam mabuk-mabukan. Waktu duduk bareng, enggak ada ekspresi dari raut wajahnya apalagi selama duduk diem aja. Setelah kenal lama di sekolah, eh…. ternyata Yoga itu orangnya baik dan kalau ngomong sama orang nadanya halus banget. Ada fakta lain, ternyata dia juga lebih suka ngumpulnya bareng cewek-cewek ketimbang sama temen-temen cowok sekelas.

Dua jam berlalu, kakak pengampu kelas menyuruh kami mencari sebelahan beda lawan jenis. So, aku perpisah dengan Yoga. Alhamdulillah… untung enggak duduk sam Yoga lagi, dalam hati sambil mengelus-elus dada. Tempat dudukku pindah di depan. Sekarang sebelahku cewek, namanya Sinta. Asyik sebelahan sama cewek cantik, dalam hati sambil senyum-senyum ke Sinta. Maklum dulu masih ababil. Sinta sudah enggak asing lagi buatku, kebetulan kami berdua dari SMP yang sama tapi beda kelas. Aku kira Sinta enggak tau kalau dulu aku satu sekolah dengannya. Tiba-tiba Sinta bertanya pada diriku, “Eh.. yang dari kelasmu siapa aja?” “Aku sama yoseph aja”, jawabku sambil heran. Dengan rasa PD aku bertanya kepada Sinta “kamu tau aku ya?” Balas Sinta, “ya tau lah.. kelas kita kan sebelahan!” Sambil memandangi Sinta, “Kirain enggak tau..hehe.” Mendadak kepalaku membesar kePDan seperti balon yang hendak meledak. Dulu aku emang culun, jadi enggak pernah bergaul sama anak kelas lain.

Lima belas menit kemudian para pengampu kelas keluar. Kebetulan suasana kelas pada saat itu hening, mungkin masih pada canggung buat ngobrol sama teman-teman baru. Tiba-tiba saja pintu kelas kebanting “BBBBLLAAARRKK!!” Semua siswa kaget semua. “SELAMAAAT SIIAANNG!! SELAMAATT SIAANGGG!!” dengan nada teriak-terik kayak neriakin maling. Pintu kelas di banting lagi, “BBBBLLAAARRKKK!!” satu persatu orang muncul dari balik pintu dengan memakai topi berwarana hitam dan memegang penggaris besi. Keadaan yang tenang kayak dikuburan berubah menjadi suasana tegang saat sakaratul maut (sedikit berlebihan). Orang-orang tersebut adalah tim penggertak saat MOS, mereka biasa disebut tim tatib. Mereka berteriak, “Mana suaranya? Pada bisu semua ya? Enggak menghargai senior kalian!! Karena terlalu kaget sehingga kami diam semua dan lupa membalas ucapan selamat siang para senior tersebut. Mereka berterika-teriak kembali, “Posisi siap semua!! Enggak ada yang ketawa atau tolah-toleh!! Pandangan lurus ke depan semuuaaa!!” Semua tim tatib menyebar keseluruh ruangan kelas, sambil teriak-teriak mengulangi sikap yang harus kami lakukan. Uda diam kayak patung semua deh.

Suasana tegang semakin klimaks ketika tim tatib mulai cari-cari kesalahan dari siswa baru. Satu persatu siswa baru yang melakukan kesalahan ditarik maju dan diteriak-teriakin depan mukanya sambil memukul-mukul meja dengan penggaris besi. PPLLLAAAAARRRDD….. PPPLAAARRDD…… “TAU ENGGAK KESALAHANMU APA?” teriak salah satu tim tatib. Sedikit lirikan melihat gerak-gerik tim tatib langsung di sentak dan diteriak-teriakin “APA? LIAT-LIAT? NANTANG SAMA SENIOR?” Yang Heboh lagi ketika ada cewek dari kelas lain yang ditarik masuk ke kelasku. Dia langsung disuruh berdiri di atas meja yang berada didepan kelas dan disuruh teriak, “SAYA MODEELL… SAYA MODEEELL…. SAYA MODDEEELL.” Kasian juga nih cewek dikerjain sama tim tatib. “Model apa, mbak? Model sampo atau model kalender?” dalam hati sambil mencuri-mencuri kesempatan buat liat cewek yang dikerjain tim tatib.

Tiba giliran Sinta yang ditarik ke depan. Sinta memang kelihatan banget kalau hari itu pakai make up. Selain itu seragam Sinta emang didikit ketat, entah sengaja ketat atau emang udah kekecilan. Salah satu tatib teriak-teriak di depan Sinta, “APA INI? KAMU PAKAI MAKE UP YA? UDA SERASA MODEL YA?” Sinta diam saja diteriak-teriakin gitu. “Haduhh… Sinta kena nih! Habis ini pasti giliranku!” dalam hati dengan kaki yang mulai bergetar karena ketakutan. Tiba-tiba ada seorang cewek dari tim tatib mendekat diriku, “Mampus!” kataku dengan suara yang pelan sambil mengarahkan tatapanku ke arah meja. “Eh.. pandangan kamu lurus, jangan merunduk nanti kamu kena juga” kata cewek itu dengan pelan. Aku heran. Lalu aku liat muka cewek itu dan ternyata aku kenal orang ini. Ini tetangga sebelahku, namanya kak Rika. “Udah santai aja, posisimu tetap gitu!” ujarnya sambil bisik-bisik. Aku hanya menjawab dengan mengangguk-anggukan kepala.

Satu orang dari tim tatib yang menurutku paling galak, paling serem dan paling aku takutin. Namanya Kak Singgih. Badannya besar, matanya tanjam dan agak merah kayak Yoga. Semua siswa baru dipelototin satu persatu. Kalau teriak, suaranya paling kenceng dan paling garang. Menurutku ekspresinya sangat natural, seolah-olah enggak kelihatan kalau di buat-buat. Mungkin ekspresi mukanya dari lahir tuh hahaha. Setelah MOS, ternyata kak Singgih itu berbeda Waktu pas MOS. Waktu istirahat, terkadang aku bertemu dia makan di kantin. Ketika dia ngomong dengan temen-temennya rada kebanci-bancian dan kalau ngumpul sama cewek-cewek. Gila… dulu aku takut banget sama ini orang, eh.. ternyata banci. Anjirrrr! *upss keceplosan

Terkadang kebiasaan kita menilai orang yang baru dikenal dari luar itu salah. Kita enggak boleh langsung menghakimi seseorang dari penampilan luarnya saja. Emang sih, penampilan luar mencerminkan penampilan dalamnya. Maksudnya karakter dan sifatnya. Tapi enggak semua penampilan luar mencerminkan penampilan dalamnya. Misalnya, Bob Sadino. Siapa sangka orang yang sering meeting memakai celana pendek itu orang yang brilliant dan salah satu pengusaha kaya di Indonesia. Memang asyik sih, menebak-nebak sifat seseorang yang baru dikenal dari penampilan luarnya. But, stay positive aja.

Rabu, 23 November 2011

Pengalaman Lewat Liburan


Pernah menyelusuri laman dari laman di dunia maya untuk mencari info-info tentang tempat liburan? Mungkin pilihan tempat liburan setiap orang berbeda-beda, tergantung dari selera masing-masing. Orang yang tinggal di daerah perkotaan yang jenuh dengan keramaian kota akan lebih memilih liburan ke daerah-daerahh yang jauh dari kesibukan kota. Bali merupakan liburan favorit sebagian masyarakat Indonesia termasuk wisatan-wisatawan asing. Selain Bali masih banyak daerah-daerah liburan yang mengasyikan di Indonesia. Salah satunya keindahan Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat, Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, Bunaken di Sulawesi, Raja Ampat di Papua Barat, Pulau bangka Belitung, Pulau Karimun Jawa, Kepulauan Seribu di utara jakarta, Kepulauan Maluku, Taman Nasional di Kalimatan dan masih banyak lainnya.

Berlibur bermanfaat memberi pengalaman yang berbeda. Lewat perjalanan liburan, kita bisa merasakan perbedaan budaya, kebiasaan, dan kondisi lingkungan sehingga mendapatakan wawasan yang lebih tentang dunia. Desa Truyan adalah salah satu tempat wisata yang unik. Desa Truyan memiliki kebiasaan tidak mengubur orang yang meninggal dunia, hanya diletakan di atas tanah saja. Dilatar pemakaman berserakan tengkorak-tengkorak manusia yang dipercaya terngkorak dari nenek moyang mereka. Yang uniknya lagi, jenazah-jenazah ini tidak menimbulkan bau tidak sedap. Beberapa peneliti mencoba cari tahu apa yang membuat pemakaman Truyan tidak menimbulkan bau tidak sedap. Ternyata keberadaan pohon-pohon di sekitar pemakaman itu sebagai penetralisir bau. Eeeitts.. enggak semua orang yang meninggal dapat di letakan di situ. Hanya lah orang-orang tertentu saja, ada berminat untuk meniru kebiasaan ini ? hahaha.

Lokasi yang menakjubkan yang berada di timur Indonesia adalah Kepulauan Raja Ampat. Tempat ini merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Papua. Gugusan Kepulauan yang eksotik akan keindahannya bawah lautnya. Peraian di sekitar Kepulauan Raja Ampat adalah salah satu spot favorit wisatawan asing untuk melakukan diving. Beraneka ragam flora dan fauna membuat tempat ini sangat menarik bagi percinta diving, seperti surga di bawah laut. Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu. Aku berharap, mungkin kelak aku bisa mengujunginya.

Sebentar lagi kita dipengujung tahun 2011, sudah ada planning kah? Atau teman-teman hendak liburan di suatu tempat? Enggak perlu jauh-jauh keluar negeri segala. Tempat liburan dalam negeri juga enggak kalah kok sama negara-negara lain! Mencoba lebih mengenal negeri ini dengan berwisata di dalam negeri dan merekam kekayaan Indonesia berupa keberagaman suku, adat, tradisi, budaya, geografis, flora dan faunanya. Selain berlibur menambah wawasan dan pengalaman kita, ternyata berlibur juga bermanfaat membangun kesehatan jiwa manusia dengan memuaskan rasa ingin tahu tentang tempat-tempat dan budaya baru yang jarang dilihat sehari-hari. Jadi, berliburlah!

Minggu, 20 November 2011

Law is My Choice


Setelah UAN SMA selesai, kita dihadapi lagi dengan sebuah pilihan yang menghantarkan kita menuju lebih baik. Pilihan tentang study apa uang hendak kita jalani?? Aku termasuk lulusan anak sosial. Aku sangat bangga sebagai lulusan anak sosial. Sebelumnya ketika kenaikan kelas dua SMA, aku juga dihadapi dengan dua pilihan antara memilih jurasan sosial atau sains. Menurutku keduanya sama, tergantung bagaimana paradigma kita. Kebetulan ketika aku naik kelas dua, aku terpilih menjadi anak sains (bukannya sombong..hehe). Padahal nilai kimia fisika pas-pasan deh? (heran). Paling biologi yang agak mendingan soalnya enggak ada hitung-hitungannya.

Terpilih menjadi anak sains, aku sedikit berpikir-pikir. Kalau sains kelihatan keren, smart, besok lulus sok calon dokter (dokter hewan kalau enggak dokter kulit), dan tentunya naik kastanya. Dilain sisi aku memiliki sebuah pilihan yaitu memilih sosial. Selain basicku kurang mendukung di sains, aku lebih suka lingkungan sosial yang cenderung enggak terlalu serius mikirin rumus-rumus fisika kimia yang bikin kepala cenat-cenut. Aku tipikal orang yang suka berpikir logis. Kenapa susah-susah mikir kalau kita berpikir secara bodoh aja bisa. Salah satu contoh, kenapa kita harus berpikir peluang pola duduk dalam satu barisan kursi bioskop? Barisan ke-5 berapa kursi? haduhhh.. males banget. Kalau aku, “kalau mau nonton yya tinggal duduk aja, enggak usah ngitung-ngitung segala. Kenapa harus di pikir-pikir segala?” Mungkin pola pikirku yang begitu, membuat aku lebih memilih sosial ketimbang sains. Akhirnya setelah menimbang (seterusnya), memikirkan (seterusnya), dan memutus bahwa aku akan pindah dari sains ke sosial.

Kembali ke awal lagi tentang “Law is My Choice”, Hukum adalah pilihan yang derajat kastanya enggak setinggi seperti managemen, akuntansi, atau komunikasi. Jika dibandingkan dengan ketiga hal itu, mungkin derajat hukum kalah jauh. “I don’t care” mau akuntansi, managemen, dan komunikasi yang derajat kastanya setingkat dewa-dewa, saya tetap memilih hukum sebagai study kuliah saya. Hukum itu lebih luas, bahkan bisa mencakup lebih dari tiga hal itu. Hukum merupakan sebuah “rule”. Dalam sebuah permaninan, orang yang tidak mengetauhui aturan permainan akan kalah dengan sendirinya (bukan maksud mencari kalah menang). Ada sebuah ungkapan yang mengatakan, “Jika hendak menguasai sebuah negara, maka kuasailah hukum dan bahasanya”. Mengusai itu maksudnya mempelajari, memahami, mengerti, dan mengenal seluruh negaranya.

Berawal dari Visi saya bahwa hidup ini adalah sebuah interaksi sosial dan manusia merupakan makhluk sosial. Kita hidup bukan diri sendiri, melaikan untuk orang lain juga. Saya ingin diri saya bisa berguna bagi orang-orang disekitar saya. So, untuk mewujudkan hal itu aku harus mempelajari “rule” melalui kuliah di jurusan hukum. Hukum bukanlah alat penghukum dan pengadili, melaikan sebuah aturan agar tercipta keseimbangan dan keselarasan dalam kehidupan sosial. Jadi, menuntukan pilihan itu tidak harus selalu yang terbaik. Kita harus sesuaikan dengan minat dan kemampuan kita. Apapun hal yang kita senangi, yang susah tetap saja akan menjadi mudah. Dan bagaimana dirimu memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita? Itu semua tergantung dari diri kita.

Rabu, 16 November 2011

New Reference - Radio Galau FM


Referensi buku baru, buku yang berbau dengan hal kegalauan remaja. Ngomong-ngomong kata "GALAU", galau itu sesuatu yang lagi in-innya sekarang. Dimana-mana pada update status galau. Ada orang yang bilang (enggak tau orang beneran atau orang-orangan) kalau ENGGAK GALAU ENGGAK GAUL. Gaul dari mana coba? Dari taiwan atau dari jepang? haha. Secara khilaf aku membeli buku yang berjudul Radio Galau FM(ohh...tidak). Di covernya ada gambar hati retak dengan tulisan "frekeuensi patah dan cinta yang kandas", widih..sadis. Sebenernya Galau apa sih? Galau adalah rasa ketika gundah dan gulana mendera. Tanda-tanda orang Galau adalah munculnya rasa resah dan mengeluh, self-centered (banyak menceritakan dirinya sendiri), membiarkan masalah pribadi di ubar ke publik, membuat banyak status yang singkat, dan tiba-tiba mendadak menjadi aktif di social media. #eeaaaa..

Dalam buku ini banyak menceritakan tentang kegalauan penulis yang dituangkan dalam sebuah cerita yang sedikit menggelitik. Salah satu cerita yang galau dalam buku ini berjudul "Untuk Pertama Kalinya dan Gagal Total". Kasian nih si penulisnya. Ketika cewek yang ditaksir mulai memberi lampu hijau tetapi penulis masih malu-malu untuk mengunkapkannya. Setelah menemukan keberanian untuk mengungkapkannya, ternyata si cewek menolak dengan alasan sudah punya pacar. Kakak cewek tersebut yang kebetulan temen si penulis menceritakan bahwa sebenernya adiknya suka sama penulis. Karena terlalu lama, akhirnya ada cowok lain yang nembak duluan. #jlebb

Mungkin kita punya versi galau sendiri dan beda dengan si akun @RadioGalauFM. Galau kalian gimana? Apa galau kalian lebih seru atau lebih gaul dari si penulis? haha. Bagi kalian sedang galau hindari menyendiri di dalam kamar terus mojok dalam karena akan berakibat fatal terhadap kejiwaan anda. Karena kejiwaan anda adalah investasi anda (enggak nyambung deh). Hindari juga kontak langsung dengan gebetan dan mantan anda karena dapat memicu kegalauan anda lebih dalam (tambah ngelantur aja).

Sebuah novel yang enggak jelas nama penulisnya, enggak jelas juga akun twitternya. Tetapi tweetnya yang menyayat hati seperti, "Ciyee yang backstreet. Yang mau jemput pacar kudu nunggu di depan gang. sabar ya..sabar". Dan tweets yang bikin gemes orang "Ciyee yang mengagumi dari jauh, perlu dipenjemin teropong?" Baca buku ini enggak bakalan ngefek bagi yang belum pernah merasakan rasa galau karena cinta. Buat lebih lanjutnya segera hubungi Gramedia terdekat di kota anda, pastikan anda tidak kehabisan. #promosi

Sabtu, 12 November 2011

Researchholic and Write


Sebuah keberuntungan dapat bergabung dalam keluarga besar KSP (Kelompok Studi Penelitian) Principium. KSP Principium merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Banyak proses yang aku lalui untuk dapat bergabung menjadi keluarga besar KSP, mulai dari screening, diklat, hingga pasca diklat. Menunggu hasil screening memang harap-harap cemas, bahkan aku sempat pesimis tidak lolos screening. Soalnya pas screening ditanyain ceritakan tentang diriku, kemudian aku menceritakan hal negatif diriku. Belum sempat menceritakan hal positif dari diriku, langsung ganti pertanyaan.

Tak diduga ternyata aku lolos, padahal waktu screening aja banyak salah-salah. Alhamdulillah.. lolos ketahap selanjutnya, Diklat KSP Principium diadakan di Tawangmangu Karanganyar. Padhal aku enggak tau apa-apa tentang karya ilmiah. Diklat KSP principium memang benar-benar asyik. selain mendapat ilmu tentang menulis, aku juga mendapatkan banyak teman dan pengalaman-pengalaman baru. Diklat diselenggarakan selama tiga hari dua malam. Setelah berakhirnya Diklat KSP Principium di Tawangmangu, kami masih harus melewati tahap selanjutnya, yaitu pasca diklat KSP Principum. aku mendapat tugas sebagai prasyarat kelulusan pasca diklat untuk membuat sebuah karya tulis. Setiap Karya tulis terdiri dari 3 orang, teamku terdiri Jatu angkatan 2010, Diana dan aku yang angkatan 2011.

Sebuah pengalaman baru menulis karya tulis yang kemudian dipresentasikan di depan juri. Deg-degan, rasa takut, dan keterbatasan kemampuan membuat aku sedikit minder. Dengan desakan kebutuhan sebagai prasyarat pasca diklat KSP Principium, aku dan kelompokku bergelut dan berusaha menyelesaikan sebuah karya tulis yang berjudul "Analisis Pengaturan hukum Mengenai Perlindungan Pengguna Telepon Seluler di Indonesia". Mengerjakan karya tulis ini benar-benar menguras pikiran, waktu, dan tenaga. Selain waktu pengumpulan yang pendek, aku juga harus membagi pikiranku antara kuliah dan pembuatan karya tulis ini. Ngerjain karya tulis ini enggak tanggung-tanggung, ngerjain sampai larut malam. Butuh keseriusan, tekat, dan semangat agar dapat menciptakan suatu karya tulis yang baik. Padahal kebanyakan yang ngerjain juga Jatu dan Diana. haha

Sebelum menemukan judul tetang perlindungan konsumen tersebut, kami mengangkat tema tentang pembuktian hukum terbalik. Seiring waktu, kami mendapatkan masukan dari pembimbing kami jika materi asas pembuktian terbalik itu terlalu rumit dan tinggi pembahasannya. Aku aja enggak tau. Bukan dari judul saja yang kami ubah bahkan rumusan masalah kami sering di ubah hingga kami menemukan rumusan masalah yang benar-benar kami anggap baik dan benar. Secara terpaksa, aku sudah membaca buku yang sebenernya belum aku patut untuk dibaca bagi mahasiswa semester satu. Sebuah kelebihan, kami mempelajari hal yang belum dipelajari teman-teman satu angkatan dengan kita.

Sebenarnya menulis itu mudah kok, memang awalnya saja susah. Ibarat motor, berawal dari kecepatan yang rendah yang lama-lama semakin kecang jika kita tarik tuas gasnya lebih dalam. Banyak kendala bagi penulis baru, kebingungan tentang format karya tulis? Apa saja isi karya tulis itu? bagaimana cara membuat karya tulis yang menarik? dan bagaimana cara mempresentasikan karya tulis? Semua itu pertanyaan muncul di awal kita mulai menulis. Setelah kita mulai menulis, pertanyaan itu satu persatu mulai luntur. Karya tulis mampu mengasah kemampuan analisis kita dan memperdalam wawasan kita. Membaca...Menulis....Berbicara... merupkan suatu rangkaian yang yang harus kita lakukan dalam kehidupan ini. Semua orang itu mampu, tinggal bagaimana seseorang memunculkan kemampuan tersebut. Finnaly, sekarang aku sudah resmi menjadi anggota Researchholic KSP Principium. Sempat enggak percaya sih awalnya, tapi ternyata bisa nulis karya ilmiah walaupun banyak salah-salah.

Rabu, 09 November 2011

Publik Speaking's Event


Ikut panitia event ini adalah pengalaman pertamaku dalam membuat suatu event dalam oraganisasi. Mulai dari nol pengalaman tetang event organizer, aku dan teman-teman magang BEM Fakultas Hukum UNS menggarap suatu Event Publik Speaking yang bertema "Speak Loud Out With 3B (Brain, Behavior, Beauty. Event ini merupakan tugas akhir dari magang BEM Fakultas Hukum UNS. Setelah menerima tugas ini, kami mulai menyusun panitia dan jobdesk buat setiap panitia. Kebetulan aku berada dalam team sie acara. aku bertanya-tanya, bagaimana menyusun acara mulai dari konsep makro hingga mikro?? Benar-benar enggak tau apa-apa. Disitulah aku mulai berpikir, mencari tau, dan mengenali apa itu acara publik speaking. Mulai baca-baca, browsing internet, tanya teman hingga tanya ke kakak BEM FH UNS. Dari rapat satu ke rapat selanjutnya, aku bersama team sie acara mulai menyusun konsep acara, siapa pembicaranya, berapa anggaran sie acara berapa, menghubungi pembicara yang hendak di hadirkan, koordinasi dengan sie-sie lain, dan menyusun rounddown acara.

Dalam kepanitian aku mendapat beberapa hal-hal baru, mulai dari cara berkomunikasi yang baik agar sebuah gagasan itu dapat dimengerti teman-teman panitia, berlajar berforum, belajar birokrasi, belajar tentang event organizer, berlajar menerapkan bekerja sama dengan team, dan belajar berkomunkisi dengan orang yang lebih senior. Persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari, tetapi tetap saja masih ada kendala. Seperti masalah pemilihan pembicara, sponsor, teknis acara, dan konsep yang kurang matang. Menjelang hari H, Panitia mulai meningkatkan fokusnya terhadap event kami. Dulu rapat yang seminggu sekali, mungkin di minggu terakhir ada rapat tiga kali seminggu.

Kekompakan panitia dan kerjasama yang solid panitia di uji di H-7. Semua panitia sibuk dengan masing-masing tugasnya. aku juga sibuk dengan team sie acaraku. Kami mulai membuat konsep acara lebih mikro, menyusun teknis acara, dan membuat rounddown acara. Pada hari H-1 persiapan belum kelar, semua diusahakan dikelarkan hari itu juga. Waktu yang mempet membuat aku sedikit merasa tertekan. Selain kedala persiapan, pengoordinator teman-teman panitiapun sedikit mengalami kesulitan. Kebanyakan teman-teman yang "kesed klutrak-klutruk" (malas) masih belum merasa jika seluruh tugas merupakan tanggung jawab bersama. Jadi, terjadi ketimpangan tugas pada H-1. Salah satu korbannya adalah "aku". Aku harus lari kesana kemudian lari lagi kesini, kayak main kucing-kucingan. Penderitaan dari team sie acara tidak berhenti di situ. Aku bersama sebagian teman-teman panitia harus lebur hingga jam 2 pagi hari H untuk menyelesaikan persiapan dan akhirnya persiapan selesai juga. akhrinya pulang ke rumah dan tidur. Wah.... kasurnya empuk yah!

Pagi menjelang, kejutan kembali muncul (bener-bener event ini penuh kejutan). Rencana pembicara datang jam setengah 9 ngaret sampai 1 jam. Keringat dingin,,,(hening). Pihak fakultas menyakan tentang hal keterlambatan dan teknis kami. Semakin teretekan..(hening kembali). Beruntung disitu teman-teman panitia semakin solid. Semua saling membantu menghandle acara bahkan kakak-kakak senior bem pun turun tangan buat membantu. MC secara mendadak harus menghandle acara hingga pembicara datang. Setelah Pembicara pertama datang tekanan mulai berkurang. Alhamdulillah.. walaupun ngos-ngosan. Setengah jam kemudian pembiacara kedua pun datang dan acara berjalan lancar hingga selesai. Memang, menyelenggarakan event bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kekompakan, keseriusan, koordinasi dari pemimpin yang baik, dan sedikit pengorbanan. Biarlah kesalahan itu menjadi catatan untuk perbaikan yang akan datang. Jangan pernah pesismis dengan keadaan, jika tekat telah bulat untuk maju. Jangan berhenti!! go ahead!!

Selasa, 01 November 2011

Kenapa memilih berorganisasi?


Kuliah enggak berorganisasi sepertinya enggak afdhol. Setelah kita diterima menjadi mahasiswa di sebuah universitas, biasanya kita dihadapkan dengan biaya yang cukup besar sebagai uang pengembangan mahasiswa atau uang awal kuliah atau apalah. Sebenernya uang itu jika kita telusuri alirannya, mengalir ke unit kegiatan mahasiswa (UKM). Dana itulah yang membiayai dan menghidupi seluruh kegiatan-kegiatan UKM di unversitas. Jadi, kalau kalian enggak ikut berorganisasi sama aja menyianyiakan sejumlah dana yang telah di bayarkan ke fakultas pada awal tadi.

Berorganisasi merupakan modal untuk menjadi orang sukses. Banyak manfaat yang di dapat dalam berorganisasi, seperti menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Seperti lifeskilll yang enggak ada dalam pelajaran kuliah. Manfaat lainya adalah menambah jaringan atau link. Hali ini sangat dibutuhkan pasca sarjana nanti. Link atau jaringan sangat membantu kita dalam mencari informasi tentang lowongan pekerjaan. Hal yang terpenting dalam berorganisasi adalah tentang mencari pengalaman. Karena banyak perusaan yang memilih orang yang telah berpengalaman.

Unit kegiatan mahasiswa itu banyak. Kita tidak perlu bingung untuk memilihnya. Pilih aja sesuai minat, hobi, dan yang menurut kamu itu "UKM itu gue banget". Kalau kita sudah suka dan menyukai sesuatu, apapun yang berat menjadi ringan termasuk yang jauh akan didekatkan(loh?? apa maksudnya??). Maksudnya UKM itu banyak positifnya antara lain bisa mendekat ilmu yang belum kita kenal sebelumnya (menambah wawasan) dan mendekatkan kita dengan sesorang yang belum kita kenal (hohoho..ini maksudnya). Iya..bener banget, ikut berorganisasi dalam UKM itu secara tidak langsung menambah daftar list teman kita. Dan menurut isu yang berkembang, UKM itu merupakan salah satu media mencari jodoh. Percaya engga?? Di dalam UKM bnyak orang tuh! Nah.. kalau ketemu sesorang yang "sesuatu banget" menurut kita, kita secara tidak langsung akan lebih dekat, akrab, dan mengerti lebih dalam tentang orang tersebut. Seperti yang di Mata Kuliah sosiologi " gemeinschaft of place" ini merupakan salah satu faktor timbulnya gejala cinta lokasi. Awalnya "kita temenan", kemudian "kita kan sahabatan seperti kepompong". Finnaly, "maaf yya teman-teman kami uda jadian". Asyik enggak tuh kalau ceritanya gitu??

So, berorganisasi itu asyik kan?? Menambah wawasan, teman, link/jaringan, pengalaman, dan oranganisasi itu “sesuatu “banget buat kita. Walaupun sedikit menguras waktu, tenaga, dan mengurangi waktu pacaran yang berdampak dimarahi sama pacar. Uupssss… semuanya tetap asyik.. Enjoy the moment.. Don’t miss any chance.. SEMANGGKAAAA!!

Senin, 10 Oktober 2011

Buka Blog kembali, Menulis Kembali


Akhirnya aku buka blog lagi. Betapa rindunya terhadap blog ini. Setelah selama dua tahun aku biarkan blog ini tak terurus. Hai blog? Apa yang kau rasakan selama dua tahun ini? Menggalau? Menggundah menunggu diriku? Hahaha. Aku terinspirasi dari Miss A*** buat buka blog ini lagi. Beruntung aja masih ingat passwordnya, walaupun lupa-lupa ingat sih hahaha.

Blog dengan judul “Wienda Romero.” Banyak teman-teman bertanya-tanya dan penasaran tentang kata Romero itu? “Apa kamu ngefans Derby Romero ya?” kata mereka. Sambil bengong aku menjawab, “hah? enggak! aku ngefans sama Laura Basuki.” Sontak mereka membalas “Kenapa enggak Wienda Basuki aja?”. Sebenernya yang kepalanya panas itu aku atau temenku sih. Dengan menurukan alisku aku menjawab “bokapku bukan Bukan basuki kawan-kawan (-__-) !!”

Mereka pasang mata yang tajam menatapku, seakan ingin mengintrogasi maling. “Lalu apa coba? Perasaan enggak ada mirip-mirpnya sama Derby Romero deh?” sambung mereka. Ini orang kenapa jujur banget ya (dalam hati). Dengan berdehem aku menjawab, “Sob, Romero itu Spanish surname, keren enggak?”. Mereka membalas “sok spanyol deh!”. Lalu aku terdiam. Padahal di spanyol juga enggak ada nama yang begituan. Nama akhir Romero itu awalnya sebutan dari teman buat diriku, tapi enggak tau alasan dia manggil Romero. Yang penting keren dan enggak ada di Indonesia. Sebenernya kata Romero itu hanya aku gunakan inisial di dunia maya aja.

Sementara kita tinggalkan perdebatan tentang kata “Romero” yang semakin enggak jelas. Selama tiga tahun ini aku terkenal dengan berbagai nama sesuai masanya. Mulai di panggil “kosmo” (mirip merek magic jar deh), “karrak” yang ini malah temannya kerupuk, dan terakhir adalah “sayur” paling heran nama ini, kok bisa-bisa di panggil sayur? Yang satu ini emang bikin heran! Dari sekian banyak nama di dunia, kenapa harus kosmo, karrak, sama sayur? Kenapa enggak Peter aja yang lebih keren?

Selama tiga tahun, bukanlah waktu yang singkat. Begitu banyak peristiwa dan cerita yang berkesan aku lalui. Mulai dari cerita tentang putih abu-bau sepatu ket, cerita tentang cinta, cerita tentang pertemanan, hingga kehidupanku sebagai remaja menuju dewasa. Aku ingin berbagi-bagi pengalamanku lewat blog ini dengan memostingkan sebuah cerita yang menarik untuk dibaca. Aku nulis di blog ini bukan ingin pamer, mencari perhatian, atau mencari tenar. Hal ini aku lakukan semata-mata ingin berbagi pengalaman saja. Well, aku memberi judul posting ini dengan judul “Buka Blog Kembali. Menulis Kembali.”

Menulis dalam blog itu memang menarik, bukan hanya mencurahkan segala unek-unek, gagasan, cerita-cerita, berbagi informasi, dan berbagi pengalaman. Sehingga aku memilih menulis melalui blog ini. Selain itu, ngeblog bisa menepis anggapan orang bahwa kita gaptek. So, ngeblog seru kan?? Kenapa gg ikutan ngeblog aja? Jaman sekarang enggak punya blog? Apa kata nenek-nenek? #hhaaa?

Writing is your reflection, tuliskan sesuatu yang bermanfaat dan berguna baik bagi diri kita maupun semua pembacanya.